🌑 Pemberian Tablet Fe Pada Ibu Hamil Menurut Who
SPOPEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH LOGO PROSEDUR TETAP No Dokumen /K Tanggal Terbit / / No. Revisi A Halaman 01 / 02 Ditetapkan Tablet Tambah Darah (TTD) atau tablet Fe adalah tablet yang mengandung Fe dan asam folat, baik yang berasal dari program maupun mandiri.
MenurutWHO pada 2013, tercatat angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih sekitar 190 per 100.000 kelahiran. 2012). Cakupan pemberian Fe pada ibu hamil yang sudah mencapai target ini, ternyata tidak merata di seluruh Puskesmas. Puskesmas dengan pemberian tablet Fe yang cukup tinggi 100 %, yaitu pada Puskesmas Imogiri I dan (<95%), pada
23 Tablet Fe (Tablet Zat Besi) a. Pengertian Tablet Zat besi (Fe) adalah salah satu mineral penting yang diperlukan selama kehamilan, bukan hanya untuk bayi tapi juga untuk ibu hamil. Bayi akan menyerap dan mengunakan zat besi dengan cepat, sehingga jika ibu kekurangan masukan zat besi selama hamil, bayi akan mengambil kebutuhanya dari tubuh ibu sehingga menyebabkan ibu mengalami anemia dan
Penanggulanganmasalah anemia gizi besi saat ini masih terfokus pada pemberian Fe, usaha tersebut akan optimal jika ibu hamil selalu patuh mengkonsumsi tablet Fe sesuai aturan. Tujuan; Mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe Metode; Jenis penelitian observasional analitik dengan
padaibu hamil (Kamidah, 2015). Tablet Fe selama kehamilan berfungsi untuk membantu sintesis eritosit, berperan mencegah kelelahan. Apabila ibu hamil sangat rentan terkena anemia, jadi pencegahan anemia dapat diberikan dengan pemberian tablet Fe selama kehamilan sehingga diharapkan kadar Hb ibu hamil dapat normal (Senoaji, 2012).
Penelitianini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan konsumsi tablet FE yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kotagede II Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan
Kejadiananemia pada ibu hamil trimester III dapat di hindari dengan patuh mengkonsumsi tablet Fe sesuai dengan aturan, seain itu juga bisa di dukung degan pemenuhan nutrisi yang berasal dari makanan yang dikonsumsi dan juga menghindari faktor-faktor yang dapat menjadikan resiko ibu hamil untuk terkena anemia. pada Ibu Hamil tentang
Pemerintahtelah melakukan upaya pencegahan dengan memberikan tablet Fe kepada ibu hamil, namun efek samping yang ditimbulkan tablet Fe, pengetahuan dan sikap ibu hamil dapat memicu seseorang kurang mematuhi konsumsi tablet Fe 90 tablet secara benar sehingga tujuan dari pemberian tablet Fe tersebut tidak tercapai.
Namunpada kondisi dimana asam folat tidak dapat terpenuhi dari makanan, maka pemberian suplemen tablet asam folat dapat dilakukan. Mengenai dosis tablet asam folat pada ibu hamil umumnya adalah 400 mcg (mikrogram) per hari, namun dosis ini harus berdasarkan rekomendasi dokter pemeriksa anda.
. Latar belakang Ibu hamil biasanya termasuk dalam kelompok rawan kekurangan gizi, karena terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Pada ibu hamil biasanya akan membawa dampak terhadap gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada ibu hamil sangat lah penting karena nutrisi dan oksigen bisa memenuhi pertumbuhan oksigen,upaya untuk meningkatkan kadar Hb sehingga dapat menghindari terjadinya anemia dan pencegahan perdarahan pada saat melahirkan maka ibu hamil diberikan tablet tambah darah minimal yaitu tablet Fe selama kehamilan. Tablet Fe merupakan tablet mineral yang diperlukan oleh tubuh untuk pembentukan sel darah merah atau hemoglobin. Tujuan memperoleh gambaran Pemberian tablet Fe pada ibu hamil untuk mencegah anemia. Metode Penelitian ini adalah penelitian deskriptif studi literatur yang mengambarkan Pemberian tablet Fe pada ibu hamil untuk mencegah anemia. Hasil Hasil yang didapatkan adalah adanya 5 jurnal yang membahas tentang pemberian tablet fe pada ibu hamil untuk mencegah anemia. Hasil ini menunjukan bahwa dari 5 jurnal tersebut lebih banyak responden yang dapat meningkatkan pengetahuan dalam mengkonsumsi tablet Fe dengan cukup. Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa responden dapat meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet Fe.
PENDAHULUAN Angka Kematian Ibu AKI merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu negara. Kematian ibu dapat terjadi karena beberapa sebab, diantaranya karena anemia. Penelitian Chi, dkk menunjukkan bahwa angka kematian ibu adalah 70% untuk ibu-ibu yang anemia dan 19,7% untuk mereka yang non anemia. Kematian ibu 15-20% secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan anemia. Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan ibu. Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lain. Oleh karena itu anemia gizi pada masa kehamilan sering diidentikkan dengan anemia gizi besi Hal ini juga diungkapkan oleh Simanjuntak tahun 1992, bahwa sekitar 70 % ibu hamil di Indonesia menderita anemia gizi. Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia dan menjangkiti lebih dari 600 juta manusia. Dengan frekuensi yang masih cukup tinggi, berkisar antara 10% dan 20% Prawirohardjo,2002. Badan kesehatan dunia World Health Organization/WHO melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75%, serta semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia kehamilan. Anemia defisiensi zat besi lebih cenderung berlangsung di negara yang sedang berkembang daripada negara yang sudah maju. 36% atau sekitar 1400 juta orang dari perkiraan populasi 3800 juta orang di negara yang sedang berkembang menderita anemia jenis ini, sedangkan prevalensi di negara maju hanya sekitar 8% atau kira-kira 100 juta orang dari perkiraan populasi 1200 juta orang. Di Indonesia prevalensi anemia pada kehamilan masih tinggi yaitu sekitar 40,1% SKRT 2001. Lautan J dkk 2001 melaporkan dari 31 orang wanita hamil pada trimester II didapati 23 74% menderita anemia, dan 13 42% menderita kekurangan DEFINISI ANEMIA PADA KEHAMILAN Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin Hb dalam darahnya kurang dari 12 gr% Winkjosastro, 2002. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II Saifuddin, 2002. Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan Yang sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi Fe untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum Serum Iron = SI dan transferin menurun, kapasitas ikat besi total Total Iron Binding Capacity/TIBC meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta di tempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali. Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi, antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan absorbsi diusus, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari Anemia defisiensi besi pada kehamilan Anemia defisiensi besi pada wanita hamil merupakan problema kesehatan yang dialami oleh wanita diseluruh dunia terutama dinegara berkembang. Badan kesehatan dunia World Health Organization/WHO melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75% serta semakin meningkat seiring dengan pertambah usia kehamilan. Menurut WHO 40% kematian ibu dinegara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling PATOFISIOLOGI ANEMIA PADA KEHAMILAN Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu Wiknjosastro, 2002. Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi ETIOLOGI ANEMIA PADA KEHAMILAN1 Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma Kurangnya zat besi dalam makanan Kebutuhan zat besi meningkat Gangguan pencernaan dan absorbsi Pada ibu hamil, beberapa faktor risiko yang berperan dalam meningkatkan prevalensi anemia defisiensi zat besi, antara lain Umur ibu 35 tahun. Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil. Karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya, berisiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia. Wintrobe 1987 menyatakan bahwa usia ibu dapat mempengaruhi timbulnya anemia, yaitu semakin rendah usia ibu hamil maka semakin rendah kadar hemoglobinnya. Muhilal et al 1991 dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat kecendrungan semakin tua umur ibu hamil maka presentasi anemia semakin besar Pendarahan akut Pendidikan rendah Pekerja berat Konsumsi tablet tambah darah < 90 butir Makan < 3 kali dan kurang mengandung zat besi. GEJALA ANEMIA PADA KEHAMILAN Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, palpitasi, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun anoreksia, konsentrasi hilang, nafas pendek pada anemia parah dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar DAMPAK ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA IBU HAMIL Anemia pada ibu hamil bukan tanpa risiko. Menurut penelitian, tingginya angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah. Soeprono menyebutkan bahwa dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partus imatur/prematur, gangguan proses persalinan inertia, atonia, partus lama, perdarahan atoni, gangguan pada masa nifas subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infekÂsi dan stress kurang, produksi ASI rendah, dan gangguan pada janin abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian periÂnatal, dan lain-lain.1 FUNGSI Fe/ZAT BESI Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah hemoglobin. Selain itu, mineral ini juga berperan sebagai komponen untuk membentuk mioglobin protein yang membawa oksigen ke otot, kolagen protein yang terdapat di tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung, serta enzim. Zat besi juga berfungsi dalam sistim pertahanan KEBUTUHAN Fe/ZAT BESI PADA MASA KEHAMILAN Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800 mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil Manuaba, 2001.2 Sumber lain mengatakan, kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah sebesar 200-300%. Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg Fe ditransfer ke janin, dengan 50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah darah merah, dan 200 mg lenyap ketika Besarnya angka kejadia anemia ibu hamil pada trimester I kehamilan adalah 20%, trimester II sebesar 70%, dan trimester III sebesar 70%. 4Hal ini disebabkan karena pada trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester kedua hingga ketiga, volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat sampai 35%, ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk memproduksi sel-sel darah merah. Sel darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak untuk janin. Sedangkan saat melahirkan, perlu tambahan besi 300 – 350 mg akibat kehilangan darah. Sampai saat melahirkan, wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg per hari atau dua kali lipat kebutuhan kondisi tidak Penyerapan besi dipengaruhi oleh banyak faktor. Protein hewani dan vitamin C meningkatkan penyerapan. Kopi, teh, garam kalsium, magnesium dan fitat dapat mengikat Fe sehingga mengurangi jumlah serapan. Karena itu sebaiknya tablet Fe ditelan bersamaan dengan makanan yang dapat memperbanyak jumlah serapan, sementara makanan yang mengikat Fe sebaiknya dihindarkan, atau tidak dimakan dalam waktu bersamaan. Disamping itu, penting pula diingat, tambahan besi sebaiknya diperoleh dari makanan, karena tablet Fe terbukti dapat menurunkan kadar seng dalam PEMBERIAN TABLET Fe UNTUK MENCEGAH ANEMIA DALAM KEHAMILAN Memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia Saifuddin, 2002.2 PENELITIAN PEMBERIAN ASUPAN 90 TABLET BESI PADA IBU HAMIL DI UNIVERSITAS UDAYANA Tujuan Untuk mengetahui efek 90 tablet suplemen besi setara 60 mg elemen besi dan 0,25 mg asam folat pertablet saat hamil terhadap kejadian anemia dan status besi pada ibu hamil. Materi dan Metode Suatu pelitian quasi-experimental dengan rancangan pretest-posttest dilakukan pada 65 ibu hamil dengan umur kehamilan kurang dari 24 minggu, tidak memiliki riwayat hemorhoid, batuk darah, tukang lambung dan penyakit darah lainnya di wilayah puskesmas Abiansemal Badung. Bahan perlakuan berupa tablet besi dengan kandungan 200 mg Ferus Sulfat setara dengan 60 mg elemen besi dan 0,25 mg asam folat. Tablet besi diberikan dengan dosis satu tablet perhari dan diberikan selama 13 minggu. Kadar Hb, MCV, MCH, dan MCHC diukur dua kali yaitu sebelum dan sesudah perlakuan. Perbedaan proporsi anemia, kadar MCV < 80 mm3, MCH < 27 pg/sel, dan MCHC < 30 g/dl antara sebelum dan sesudah perlakuan diuji dengan uji t dan uji Z dengan tingkat kemaknaan 5%. Hasil Sekitar 76,93% ibu hamil mengalami defisiensi besi dengan MCH < 27 pg/sel dan 35,28% menderita anemia Hb < 11 g/dl sebelum diberikan suplemen besi. Setelah diberikan suplemen besi sebanyak 90 tablet selama 13 minggu, ibu hamil dengan MCH < 27 pg/sel menurun dari 76,93% menjadi 27,43% dan kejadian anemia menurun dari 35,28% menjadi 9,35%. Secara kuantitatif, rerata Hb, MCH dan MCH juga meningkat secara bermakna p 0,05. Akan tetapi, pada akhir perlakuan masih terdapat sekitar 27% ibu hamil mengalami defisiensi besi dan 9% masih anemia. Kesimpulan Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa lebih dari ¾ ibu hamil mengalami defisiensi besi dan lebih dari 1/3 mengalami anemia. Pemberian suplemen besi setara 60 mg elemen besi dan 0,25 mg asam folat per hari selama 13 minggu dapat menurunkan angka amenia serta meningkatkan status besi ibu hamil, tetapi 1/3 dari mereka masih menderita defisiensi besi dan 9% masih anemia. Oleh kerena itu, adalah sangat penting memberikan asupan besi sejak masa pre-maternal supaya cadangan besi pada saat hamil cukup
pemberian tablet fe pada ibu hamil menurut who